Dengan prinsip to apeiron, Anaximandros membangun pandangannya tentang alam semesta.[3] Menurut Anaximandros, dari to apeiron berasal segala sesuatu yang berlawanan, yang terus berperang satu sama lain.[3][4][5] Yang panas membalut yang dingin sehingga yang dingin itu terkandung di dalamnya.[5] Dari yang dingin itu terjadilah yang cair dan beku.[5] Yang beku inilah yang kemudian menjadi bumi.[5] Api yang membalut yang dingin itu kemudian terpecah-pecah pula.[5] Pecahan-pecahan tersebut berputar-putar kemudian terpisah-pisah sehingga terciptalah matahari, bulan, dan bintang-bintang.[5] Bumi dikatakan berbentuk silinder, yang lebarnya tiga kali lebih besar dari tingginya.[3] Bumi tidak jatuh karena kedudukannya berada pada pusat jagad raya, dengan jarak yang sama dengan semua benda lain.[3]
Mengenai bumi, Thales telah menjelaskan bahwa bumi melayang di atas lautan.[3] Akan tetapi, perlu dijelaskan pula mengenai asal mula lautan.[3] Anaximandros menyatakan bahwa bumi pada awalnya dibalut oleh udara yang basah.[5] Karena berputar terus-menerus, maka berangsur-angsur bumi menjadi kering.[5] Akhirnya, tinggalah udara yang basah itu sebagai laut pada bumi.[
Gambaran Alam Semesta Menurut Anaximander |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar